Sejarah Penanggalan Masehi
Dalam sejarahnya, penanggalan Masehi memiliki
akar yang kuat dengan astrologi-astrologi kuno seperti, mesir kuno,
mesopotamia, yunani, dan romawi tua serta dalam perjalanannya
mendapatkan intervensi gereja. Memang, pada realitanya penanggalan
merupakan sistim perhitungan dimensi waktu yang digunakan untuk
penentuan Hari-hari besar keagamaan dan suatu akar budaya tertentu di
suatu Negeri. Seperti penanggalan Romawi untuk perayaan-perayaan
kemusyrikan pada dewa-dewa mereka.
Selain itu, ada juga penanggalan mesir yang berpatokan pada bintang
Sirius, kemudian darinya lahirlah penanggalan Qibthy. Penamaan pada
bulan-bulan Qibthy berkaitan erat pada sesembahan-sesembahan yang mereka
buat sendiri selain merujuk pada pergantian musim dengan tanda-tanda
bintang. Untuk itu, marilah kita coba mengulas lebih dalam penanggalan
Masehi, yaitu penanggalan yang mayoritas manusia seluruh dunia baik
muslim maupun nonmuslim belum bisa lepas darinya. Sebagai seorang muslim
kitapun patut untuk bertanya, adakah jejak-jejak kesyirikan padanya?
Kalau kita mau melihat sejarahnya, maka didapati ada beberapa fase penanggalan Masehi yang akhirnya terbentuklah penanggalan seperti sekarang ini.
Penanggalan Romawi
Disebutkan bahwa penanggalan ini diperkenalkan pada abad ke VII. Pada mulanya penanggalan ini terdiri dari 10 bulan saja dan 304 hari. Namun semakin berkembangnya waktu, Numa Pompilius menambahan dua bulan yaitu Januarius dan Februarius.
Penamaan bulan dan hari pada penanggalan Masehi erat kaitannya dengan nama sesembahan-sesembahan selain Allah, perayaan keagamaan dan musim serta nama-nama bilangan dalam bahasa Romawi. Misalnya, Bulan Maret atau Marius mengambil nama dari Dewa Mars. Pengambilan nama ini merupakan persembahan orang-orang musyrikin Romawi kepada dewa tersebut. Kemudian April, berasal dari Aperire yang bermakna berseminya tanaman di musim semi.
Penanggalan Julian
Sistem penanggalan Romawi terus berjalan sampai akhirnya Julius Caesar berkuasa dan merubah sistem tersebut berdasarkan putaran bumi mengelilingi matahari, yaitu setahun berumur 365 hari lebih 1/4. Kemudian untuk menutupi kelebihan yang ada, 1/4 tiap 4 tahun di kumpulkan menjadi satu hari, yang dikenal dengan tahun kabisat
Penanggalan Gregorian
Ternyata dalam penanggalan Julian ada 4 menit kelebihan. Karena itu Paus Gregorian XIII sebagai pemimpin gereja Vatikan mengeluarkan beberapa keputusan diantaranya, termasuk dalam tahun kabisat ialah tahun-tahun setiap abad yang bisa di bagi 400. Dengan begitu penanggalan ini pun disebut Penanggalan Gregorian. Selain itu, dia juga menetapkan bahwa tahun baru adalah 1 Januari bukan lagi 25 Maret yang sesuai dengan kelahiran Nabi Isa.
Sampai sini, jelaslah bagi kita, bahwa penanggalan Masehi adalah penanggalan yang erat kaitannya dengan perayaan kemusyrikan era Romawi dan pemujaan sesembahan-sesembahan selain Allah. Belum lagi intervensi Gereja seiring waktu berjalan semakin memperjelas bahwa penanggalan Masehi bukanlah bagian dari dinul Islam yang Allah ridhai.
(jeko/dbs)
Kalau kita mau melihat sejarahnya, maka didapati ada beberapa fase penanggalan Masehi yang akhirnya terbentuklah penanggalan seperti sekarang ini.
Penanggalan Romawi
Disebutkan bahwa penanggalan ini diperkenalkan pada abad ke VII. Pada mulanya penanggalan ini terdiri dari 10 bulan saja dan 304 hari. Namun semakin berkembangnya waktu, Numa Pompilius menambahan dua bulan yaitu Januarius dan Februarius.
Penamaan bulan dan hari pada penanggalan Masehi erat kaitannya dengan nama sesembahan-sesembahan selain Allah, perayaan keagamaan dan musim serta nama-nama bilangan dalam bahasa Romawi. Misalnya, Bulan Maret atau Marius mengambil nama dari Dewa Mars. Pengambilan nama ini merupakan persembahan orang-orang musyrikin Romawi kepada dewa tersebut. Kemudian April, berasal dari Aperire yang bermakna berseminya tanaman di musim semi.
Penanggalan Julian
Sistem penanggalan Romawi terus berjalan sampai akhirnya Julius Caesar berkuasa dan merubah sistem tersebut berdasarkan putaran bumi mengelilingi matahari, yaitu setahun berumur 365 hari lebih 1/4. Kemudian untuk menutupi kelebihan yang ada, 1/4 tiap 4 tahun di kumpulkan menjadi satu hari, yang dikenal dengan tahun kabisat
Penanggalan Gregorian
Ternyata dalam penanggalan Julian ada 4 menit kelebihan. Karena itu Paus Gregorian XIII sebagai pemimpin gereja Vatikan mengeluarkan beberapa keputusan diantaranya, termasuk dalam tahun kabisat ialah tahun-tahun setiap abad yang bisa di bagi 400. Dengan begitu penanggalan ini pun disebut Penanggalan Gregorian. Selain itu, dia juga menetapkan bahwa tahun baru adalah 1 Januari bukan lagi 25 Maret yang sesuai dengan kelahiran Nabi Isa.
Sampai sini, jelaslah bagi kita, bahwa penanggalan Masehi adalah penanggalan yang erat kaitannya dengan perayaan kemusyrikan era Romawi dan pemujaan sesembahan-sesembahan selain Allah. Belum lagi intervensi Gereja seiring waktu berjalan semakin memperjelas bahwa penanggalan Masehi bukanlah bagian dari dinul Islam yang Allah ridhai.
(jeko/dbs)
Sumber:
http://www.shoutussalam.com